Ad Code

MASALAH BANGSA SANGAT KOMPLEKS TIDAK BISA SELESAI DENGAN MAKAN SIANG GRATIS ATAU JOGET




Menilai dan mengamati gerak-gerik pasangan Prabowo Subianto dan Gibran dalam ajang pilpres 2024 sangat menarik perhatian. Terutama jika melihat visi misi dan program yang akan mereka kerjakan. Terutama jika melihat situasi negara yang semakin kompleks dan banyak tantangan kedepannya. 

Sebagai rakyat kita tidak mungkin mau membeli kucing dalam karung. Orang yang tidak bisa bekerja dan bisa menjadi solusi harus dikasih tanggung jawab memikul masalah bangsa yang besar. Apalagi dari rekam jejak Prabowo sendiri juga seringkali gagal dan tidak pernah menang dalam ajang pilpres. 

Hal ini justru yang berbahaya bagi mental bangsa ini kedepannya. Kita ingin bersaing dan menjadi negara maju, tapi sebaliknya punya Presiden yang terbiasa dengan kekalahan. Bisa jadi negara ini akan sulit dan tidak akan pernah bisa maju kedepannya. Jangankan untuk bersaing menjadi negara besar, di lingkup Asean saja mungkin kita akan sulit bersaing. 

Kegelisahan itu benar saja adanya, jika kembali melihat program dan visi misi pasangan ini juga sangat jauh dari harapan. Tidak ada satupun visi misi yang keluar secara lugas seperti apa kedepannya Indonesia ini. selain hanya bicara meneruskan program yang sudah dikerjakan oleh pemerintahan Jokowi. Selebihnya tidak ada yang bisa menjadi landasan bahwa kita bisa jadi negara maju.

Program makan siang gratis ini contohnya, program yang banyak menuai kritikan ini termasuk yang paling bisa dibilang tidak masuk akal. Anggaran negara hampir 400 triliun hanya dipakai untuk memberi makan saja. Apalagi jika melihat Indonesia sendiri yang saat ini APBN masih terbatas dan belum masuk ke dalam negara maju. Jelas program ini sangat tidak masuk akal.

Disaat kita masih sulit mendapatkan pemasukan negara karena industri kita masih didominasi pada level mengolah bahan mentah, yang hanya memiliki nilai pemasukan kecil. Prabowo dan timnya justru ingin mengadakan program makan siang gratis, yang sampai menghabiskan dana sampai 400 triliun. 

Seharusnya sebagai masyarakat yang kritis dalam melihat persoalan bangsa ke depan. Kita wajib mengkritisi kebijakan ini, karena jika negara ini susah dan keuangan negara semakin tambah jebol, yang rugi juga kita sebagai masyarakat Indonesia. Jadi seharusnya sebagai rakyat kita harus jeli memilih pemimpin kita.